Haruskah Blogger Miliki Kemampuan Copywriting?


Passion yang membanggakan.
Passion yang membanggakan.

Sebagaimana tulisan saya terdahulu, tren bloggermenjadi publisher akan semakin bertambah besar di tahun 2015 ini. Hal ini tak lepas dari pemikiran pragmatis bahwa ngeblog juga bisa dijadikan lahan untuk mencari nafkah. Mungkin ada sebagian kalangan yang mencibir atau sinis dengan pernyataan saya tersebut. Tapi ini adalah fakta.  Para hater biasanya seolah-olah menganggap ngeblog adalah sesuatu yang sakral. Tak boleh ‘dinodai’ dengan unsur materi. Ngeblog adalah ibadah yang  semata-mata sebagai ‘ladang amal’ ilmu. Hal itu sah-sah saja menurut saya. Tapi menjadi sesuatu yang aneh jika sampai tega memberi label ‘haram’ bagi para blogger yang berladang di blognya. Sebaliknya, saya juga tak sepenuhnya respek jika seorang blogger menjadi ‘gelap mata’ untuk mengekploitasi blognya. Kesan semata-mata mencari duit seolah-olah begitu nampak nyata terlihat. Sebagai misal, blog belum nampak utuh saat dibuka, tapi sambutan iklan sudah begitu gegap-gempita. Hingga pengguna inet yang sering lelet seperti saya menjadi tergagap-gagap. Ini mau berbagi artikel, atau mau jualan obat mabuk. Hingga tak sabar untuk memberikan ucapan selamat datang berupa flyer iklan obat mabuk. Duhh… Blogger Copywriter Kenapa Tidak? Sekali lagi, sah-sah saja kok mau buat model apa saja untuk iklan yang blogger punya. Tapi seringkali tampilan iklan yang salah tayang, bisa menjadi blunder. Artikel yang bermanfaat, akan menjadi sia-sia saat pembaca sudah dicegat dengan iklan duluan. Mungkin bagi pembaca yang telaten sih, nothing to lose saja. Namun tidak demikian dengan saya. 1000% saya langsung ngacir jika bertemu iklan model demikian.

Review tempat dan produk baru adalah hal yg mengasyikkan.
Review tempat dan produk baru adalah hal yg mengasyikkan.

Nah, sebagai blogger yang berharap publisher menjadi ladangnya, kemampuan copywriting akan menjadi senjata utama. Kemampuan copywriting akan menjadi satu keharusan agar para advertiser tertarik untuk memberi kontribusi kepada blognya. Tentu saja untuk mengasah kemampuan tersebut tidak dengan cara sim sala bim. Ada seruang proses yang harus dijalani untuk menempa diri agar mampu membuat tulisan iklan yang menarik. Kata orang Jawa Timur: Jer basuki mawa bea. Tak ada sesuatu yang gratis. Seandainya ada yang gratis pun tentu tetap butuh modal. Bisa itu berupa komputer atau laptop, buku-buku penunjang, sambungan internet yang tentu saja harus beli kuotanya, atau yang lain. Jadi memang harus ada modal yang harus kita investasikan. Pengalaman adalah Guru Terbaik Pengalaman yang saya jalani untuk belajar copywriting diantaranya adalah dengan:

  1. Mengikuti pelatihan kepenulisan, khususnya yang berhubungan dengan bagaimana menulis iklan di blog.
  2. Mengikuti kopi darat dengan para blogger praktisi periklanan onlen. Sebagai pemula, saya buang rasa malu untuk bisa ‘menyerap’ ilmu dari senior blogger publisher.
  3. Mengikuti kompetisi menulis review produk on site. Biasanya untuk kompetisi tulis di tempat ini sekaligus digabung dengan kompetisi SEO.
  4. Mengikuti kompetisi menulis review produk yang ditawarkan oleh produsen/advertiser tertentu.
  5. Menerima jasa review produk. Untuk pengalaman ke-5 ini, tidak saya peroleh dalam waktu yang singkat. Setelah saya lakukan 4 langkah sebelumnya, barulah mendapatkan yang nomor 5 ini. Di sini lah kita baru bisa benar-benar merasakan, bagaimana bisa memperoleh penghasilan dari jasa copywriting.
  6. Menerima penawaran untuk menjadi pembicara. Baru 2 kali menjadi pembicara dalam satu forum diskusi kecil copywriter. Tapi pengalaman yang saya peroleh sungguh luar biasa. Dengan cara berbagi ilmu, justru kadang malah mendapat masukan-masukan positif yang selama ini saya kurang paham.
Memahami produk yg akan direview adalah salah satu kuncinya.
Memahami produk yg akan direview adalah salah satu kuncinya.
Berdiskusi dg para 'senior' pasti banyak manfaatnya.
Berdiskusi dg para ‘senior’ pasti banyak manfaatnya.

Ternyata cukup asyik untuk menjadi blogger yang produktif. Produktif dalam hal untuk berbagi ilmu dengan menulis. Produktif juga untuk mendapatkan keuntungan materi dari tulisan dengan kemampuan copywriting. Makanya saya berpikir bahwasannya ngeblog akan menjadi lahan produktif jika kita benar-benar mau menekuninya. Sekali lagi, bukan berarti semata-mata untuk menejar keuntungan materi. Sebab jika kita semata-mata mengejar hal tersebut, dijamin tulisan yang akan kita buat pun akan ‘kehilangan ruh’. Mau yang seperti itu?

[Artikel pertama Pekan Ke-dua #LBI2015 Tema Wajib]

44 respons untuk ‘Haruskah Blogger Miliki Kemampuan Copywriting?

  1. hei Pak, yg sudah expert di cpywriter neh. Sekali duduk bisa bikin 3 postingan neh kayaknya. Hehehe…#ketemu lagi di KOmpas besok kah?

Tinggalkan komentar