Jangan Katakan: Rezeki Anak Saleh!


Kita tak akan pernah tahu, bahwa beliau adalah orang saleh. (dok. pribadi)
Kita tak akan pernah tahu, bahwa beliau adalah orang saleh. (dok. pribadi)

Sahabat, pernahkah Anda membaca status di medsos yang tertulis ‘rezeki anak saleh‘?

Mengucapkan selamat saat seseorang menerima hadiah atau ungkapan rahasia bahagia. Kata-kata  yang sebenarnya sangat tidak penting. Mengapa tidak penting? Sebab kita tidak akan pernah tahu seberapa saleh diri kita.

Lha kok diri kita? Mengucapkannya kan untuk dia, bukan saya.

Nah, mari kita coba bercermin. Seperti kata pepatah: dalamnya lautan bisa diukur, dalamnya hati siapa yang tahu. Rasanya ungkapan ini sangat cocok untuk menggambarkan hal tersebut. Hati yang dipuji atau yang memuji kan sama-sama tidak tahu.

Jika yang dipuji memang dasarnya orang yang suka (maaf) pamer, tentu hal tersebut akan membuat dirinya besar kepala. Sebaliknya, jika yang dipuji tersebut orangnya ‘andap asor’ (rendah hati), pasti akan membuatnya malu. Meyakini bahwa dirinya adalah orang yang jauh dari kata-kata saleh. Menjalankan rukun Islam saja masih compang-camping. Belum lagi amalan-amalan lain yang jauh dari kata cukup.

Sementara bagi pemuji, bisa saja karena perasaan iri dan dengki menuangkannya dalam ungkapan. Mengucapkan kata bernada bahagia, namun sebaliknya dengan hatinya. Jika pun mengucapkannya dengan hati riang/senang, bukan berarti tak bisa menyesatkan. Dengan ucapan yang demikian, bisa membuat si dia menjadi besar kepala.

Ingat kesalehan seseorang bukan diukur dari hadiah yang diperoleh (dan dipamerkan). Kesalehan seseorang tak bisa diukur dari seringnya menerima keberuntungan. Kesalehan seseorang tak bisa diukur dengan status-statusnya di FB, Twitter, Path, Instagram, Thumbler, atau kanal medsos lainnya.

Kesalehan seseorang hanya Allah Ta’ala dan dirinya yang tahu. Sementara orang lain akan mengukur dengan ungkapan hati yang tak (semestinya) harus ditulis di medsos. Cukupkan dengan kata yang sederhana: barakAllah, alhamdulillah, subhanAllah, atau masyaAllah.

[Sekedar catatan pagi hasil diskusi ba’da salat Subuh.]

28 respons untuk ‘Jangan Katakan: Rezeki Anak Saleh!

Tinggalkan komentar