Awak Mobil Tanki, Pengemban Amanat Negara


img_20161117_131423
Salah satu area yang kami lewati dr Pintu 1. (dokpri)

Pagi itu, suasana di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang cukup lengang. Meskipun ratusan mobil tanki BBM yang ke luar dan masuk melakukan aktivitas. Maklum, dengan luas ratusan hektar keberadaan mobil-mobil tersebut seolah ‘tertelan’ oleh luasnya areal. Apalagi dengan sistem zona yang diwakili dengan pintu masuk sesuai dengan keperluan masing-masing.

Alhamdulillah, rombongan kami diberi kesempatan untuk berkunjung ke sini. Satu kesempatan langka yang didapatkan oleh ‘orang luar’ untuk menengok aktivitas kru Awak Mobil Tanki (AMT) secara detail. Mulai dari persiapan untuk dapat menghandle mobil hingga kembali dari tugas mengantarkan angkutan BBM-nya. Edukasi dari PT. Patra Niaga, salah satu anak perusahaan PT. Pertamina (Persero), yang membukakan mata awam kami. Betapa vitalnya peran TBBM dan AMT dalam mendistribusikan BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Bila terjadi gangguan pada alur pendistribusan, maka secara otomatis akan terjadi gangguan juga pendistribusian BBM kepada masyarakat. Satu hal yang tentu kita tak ingin mengalaminya bukan?

Mengenal lebih dekat keberadaan TBBM Plumpang dan kru AMT sekaligus menyambung informasi kepada ‘dunia luar’, bahwa ada isu-isu yang tidak berdasar terhadap eksistensi para AMT. Aksi beberapa oknum AMT yang mengusung tema tentang ketidakadilan PT. Pertamina terhadap mereka tentu akan berimbas negatif jika tidak ditelaah lebih lanjut. Padahal secara hirarki hukum, para kru AMT di semua TBBM (tidak hanya di Plumpang) bukanlah tenaga kontrak apalagi calon pegawai PT. Pertamina. Oleh karena itu, sangat tidak beralasan jika mereka ‘memaksa’ untuk dijadikan karyawan tetap.

img_20161117_125526
Mesin otomatis performansi. (dokpri)

Sementara untuk masalah 12 jam kerja per shift, juga telah diatur sesuai dengan ketentuan Health, Safety, Security, and Environment) HSSE. Dimana para kru AMT ini bekerja selama empat hari dan dua hari untuk liburnya. Kelebihan jam kerja itu pun telah diperhitungkan lewat indeks performansi yang dapat diketahui langsung oleh AMT lewat Anjungan Mesin Performansi (Automatic Performance Machine/APM). Hal ini yang sangat jarang diketahui oleh pihak luar.

img_20161117_093836

Hal ini sebagaimana dijelaskan Bahtra Insan TS, selaku Manager Corporate Communication & CSR PT. Patra Niaga, Kamis (17/11) yang lalu di kantornya. Para AMT sangat diperhatikan keberadaannya. Meskipun mereka bekerja di bawah salah satu perusahaan pengerah tenaga kerja (PT. S), namun bukan berarti PT. PN lepas tangan begitu saja. Sebab bagaimanapun hubungan baik tentu akan menjadi pendorong bagi hasil kerja yang baik juga. Program-program CSR PT. PN juga menyentuh kepada kepentingan para keluarga AMT. Pemberian beasiswa kepada putera/puteri AMT yang berprestasi pun secara rutin diberikan.

img_20161117_125504
Nih, kita tahu penghasilan kita hari ini, Pak. (dokpri)

Demikian juga untuk memacu semangat kerja kru AMT, tiap tiga bulan sekali diberikan penghargaan AMT terbaik dengan berbagai kriteria. Ini juga yang membuat Jaja (sebut saja namanya demikian) merasa cukup bersyukur. Bapak dengan 1 orang anak asal Cianjur dan sudah bekerja selama 5 tahun lebih sebagai AMT 1 cukup puas dengan apa yang sudah didapatkannya. Angka Rp. 5.275.00,- yang ditunjukkan kepada saya lewat APM, bukanlah angka yang dikarang. Sebab seluruh AMT dapat melihat nilai performansi mereka setiap hari. Pendapatan yang kadang hampir menyentuh dua kali (2x) lipat Upah Minimum Kota (UMK) tentu menjadi salah satu daya tarik sehingga mereka begitu bersemangat.

img_20161117_125534
Sebelum nginjak pedal gas, harus lolos tes kesehatan dulu ya. (dokpri)

Ternyata untuk bisa membawa mobil tanki BBM ke SPBU-SPBU bukanlah hal yang mudah. Banyak persyaratan agar AMT 1 dan AMT2 dinyatakan mampu dan layak. Persyaratan mampu tentu saja mereka yang memenuhi kualifikasi administratif sebagai AMT1 atau AMT2. Semisal pengalaman kerja, SIM yang sesuai kualifikasi, bebas dari penyakit berat dan menular, berkelakuan baik, dan lainnya. Sementara untuk dinyatakan layak adalah mereka yang pada hari itu telah lolos pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh paramedis yang bekerja dua (2) shift juga. Pemeriksaan medis ini dilakukan sebelum mereka melakukan pengisian dan pengiriman BBM. Artinya, jika sehari AMT mendapatkan 3 trip, maka pemeriksaan medis juga dilakukan sebanyak 3 kali.

Hal tersebut di atas dilakukan sebagai bukti bahwa para AMT ini boleh atau tidak berada di belakang kemudi. Menjamin keselamatan diri sekaligus barang yang dibawa tentu bukanlah hal yang mudah bukan? Apalagi kondisi jalanan di Jakarta yang tidak begitu ‘ramah’ bagi para pembawa kendaraan besar dan super besar ini. Kesalahan sekecil apapun bisa berakibat fatal. Oleh karena itu, pengawasan ketat diberlakukan mulai dari titik keberangkatan, titik tujuan, hingga pulang kembali ke TBBM Plumpang. Dengan bantuan teknologi GPS diharapkan seluruh distribusi bisa dilakukan dengan lancar. Sekaligus memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa negara menjamin stabilitas ketersediaan BBM kapan pun dan dimana pun.

 

Tinggalkan komentar