Beneyasa Beach Inn II, Hotel Budget Ramah Kantong


Halaman depan berjajar motor yg siap disewa.
Halaman depan berjajar motor yg siap disewa.

Bali. Jauh, ribet, dan mahal.

Demikian mungkin yang ada di benak kita. Saat kita bayangkan akan bepergian ke Pulau Dewata, Bali. Pulau yang ketenarannya sudah tak terbantahkan lagi. Apalagi bagi mata turis manca negara. Bahkan mereka lebih mengenal Bali daripada Indonesia. Lalu, bagaimana kesan Bali di mata anak bangsa?

Alhamdulillah, untuk yang kesekian kalinya, kesempatan untuk ke Bali datang menghampiri saya. Kali ini Indonesia Travel dan Kompasiana memilih saya bersama 9 orang Kompasianer yang lain untuk mengikuti blog trip Pesona Indonesia, Pesona Ubud. Seperti biasanya, berbagai persiapan pun akhirnya saya lakukan. Termasuk rencana untuk bisa datang lebih awal agar dapat mengikuti acara dengan lancar.

Sesuai dengan rencana, acara akan berlangsung tanggal 5-6 November 2015. Oleh karena itu, saya berusaha untuk datang sehari lebih awal (4/11). Selain untuk menghadiri acara, sekaligus ingin lebih mengeksplorasi daerah Kuta dan sekitarnya. Oleh karena itu, seminggu sebelumnya saya sudah pesan untuk menginap semalam terlebih dahulu di Hotel Beneyasa Beach II.

Letak hotel yang cuma beberapa langkah ke Pantai Kuta.
Letak hotel yang cuma beberapa langkah ke Pantai Kuta.

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Tepat Rabu (4/11) pagi sesuai jadwal yang tertera di tiket AA, saya pun segera bergegas menuju Bandara Juanda dari Mojokerto. Kisah selanjutnya bisa dibaca dengan runtut di sini. Seperti kata orang bijak, kemalangan pun sebenarnya akan menjadi sesuatu yang indah jika kita ikhlas menerimanya.

Meja resepsionis yg sederhana tapi cepat pelayanannya.
Meja resepsionis yg sederhana tapi cepat pelayanannya.

Singkat cerita, sampailah saya di Beneyasa Beach II. Tanpa proses yang panjang, resepsionis langsung menyila saya untuk menempati kamar. Maklumlah, nama saya pasti telah tercatatat dengan indah di buku booking kamar. Apalagi ada kode khusus yang sudah saya pesan juga sebelumnya. Hehehehe….

Bed untuk bobo manis.
Bed untuk bobo manis.
Bed untuk buat kerjaan.
Bed untuk buat kerjaan.
Jerohan kamar mandi. Maaf, posenya saya buat gitu biar nyaman. Hihihi...
Jerohan kamar mandi. Maaf, posenya saya buat gitu biar nyaman. Hihihi…

Pas. Saya mendapat kamar nomor 01 yang letaknya paling ujung. Fasilitas kamar yang saya tempati meliputi: double bed, kipas angin, kamar mandi dalam (jiah…yang di sini memang kamar mandi dalam semua boo..) plus shower. Oh ya, ukuran kamarnya lumayan luas lho. Bisa buat balapan sepeda mini. Colokan listrik juga tersedia di beberapa sudut. Jadi untuk para traveler atau blogger tak usah khawatir jika mau buat laporan on the spot.

Mengingat letak hotel yang termasuk di ‘jantung’ Jl. Legian, maka hampir seluruh operator dengan riang gembira membuka saluran inetnya. Saya coba dengan tiga macam operator CDMA dan GSM, semuanya lancar jaya. Untuk masalah harga, jangan khawatir. Cukup dengan 200 ribu ke bawah, kamar ekonomis dengan AC siap menemani. Semantara yang di atas 200 ribu, ruangan ber-AC serta air panas dan dingin siap memanjakan Anda.

Tuh, kamar saya terlihat paling pojok (kanan).
Tuh, kamar saya terlihat paling pojok (kanan).

Kelebihan yang mungkin tak didapatkan di hotel budget lainnya adalah kolam renang. Yups, kolam renang yang bisa Anda gunakan 24 jam. Siapa juga yang mau renang malam-malam. Amit-amit deh. Hahahaha….

Kolam renang terlihat dari pintu kamar 01.
Kolam renang terlihat dari pintu kamar 01.

Kolam renang ini menjadi favorit tamu para bule yang mulai berjemur sejak pukul 7-an Wita. Akan ramai jika sudah menjelang pukul 12.00. Dan sesuai keterangan resepsionis, hampir 90% pelanggannya adalah wisman, alias bule. Maklumlah, selama selama seharian saya lihat tak menemukan orang negro sih.

Kamar yg berderet rapi dg view kolam renang.
Kamar yg berderet rapi dg view kolam renang.

Tersedia sekitar puluhan kamar yang berajajar di lantai 1 dan 2. Untuk urusan pemesanan kamar, sebaiknya Anda pastikan jauh-jauh hari bisa memesannya. Maklumlah, tingkat hunian di sini cukup waouwww. Hampir 90%. Artinya, jarang sekali terdapat kamar kosong tiap harinya.

Cafe sederhana untuk nongkrong di pagi atau sore hari.
Cafe sederhana untuk nongkrong di pagi atau sore hari.
Saya pilih mie goreng (instant) dan secangkir kapucino menemani pagi.
Saya pilih mie goreng (instant) dan secangkir kapucino menemani pagi.

Untuk urusan makan-memakan, jangan khawatir. Jika Anda pesan kamar plus breakfast, jam 08.00 Wita makanan siap tersaji. Satu paket terdiri dari menu makanan (mie goreng, mie rebus, roti, atau omelet pilihannya) dan secangkir minuman. Jika membeli sendiri, maka harga tentunya agak sedikit lebih mahal.

Warung Madura yang halal.
Warung Madura yang halal.

Untuk yang merasa porsi sarapannya kurang, jangan khawatir bos. Di sebelah kanan hotel, cuma sekitar 15 langkah, akan kita jumpai makanan halal. Dengan harga seporsi mulai 8 ribu hingga sak mbledosnya, warung ini ternyata menjadi favorit bagi wisman juga. Nasi rames dan nasi rawon menjadi makanan favorit yang diburu para pelanggannya. Termasuk saya tentu saja.

Ingat, hotel ini berjarak cuma sekitar 700 meter dari pantai Kuta. Begitu juga dengan Jl. Legian yang berjarak tak lebih dari 75 meter. Posisi strategis ini memungkin Anda untuk 24 jam siap bepergian ke mana saja. Apalagi untuk kendaraan umum baik ojek, taksi, carteran, atau sepeda motor sewaan telah disediakan pihak hotel. Dengan sewa hanya 50 ribu, rasanya tak akan mahal menurut ukuran kantong kita.

Nah, semoga referensi ini cukup membantu bagi Anda yang akan backpackeran ke Kuta atau wilayah selatan Denpasar. Hotel nyaman yang tak menguras kantong siap menanti Anda.  Dan siapa tahu jika beruntung bagi yang jomblo, bisa mendapatkan jodoh bule-bule di sini.

___________

Foto: koleksi pribadi

17 respons untuk ‘Beneyasa Beach Inn II, Hotel Budget Ramah Kantong

Tinggalkan komentar