Cerita Kepo Kebab Turki Baba Rafi yang Mendunia


Kepo #1: Pingin

Ceritanya, itu adalah hari ke terakhir saya sebelum balik ke Prambanan. Seperti biasanya, menutup puasa sunnah Kamis dengan takjil. Petang itu, kami bertakjil dengan 3 butir kurma dan teh hangat. Salat Maghrib berjamaah. Lalu, makan berbuka pun segera digelar. Kami berbagi lauk ayam bumbu bali, sayur lodeh dan krupuk. Sajian sederhana, tapi cukup mendekatkan hati diantara jamaah.

Outlet Kebab Turki Baba Rafi di depan Pasar Brangkal. (dok pribadi)
Outlet Kebab Turki Baba Rafi di depan Pasar Brangkal. (dok pribadi)

Cukup? Eh, ternyata belum bagi saya. Masih saja perut ‘keroncongan’ selepas salat Isya’ berjamaah. Mikir. Makan apa kiranya yang enak dan tahan lama. Yups, tahan lama. Setelah beberapa saat berpikir, ingatlah pengalaman saat PPI 2015 (6/8) di Surabaya kemarin. Tanpa pikir panjang gerobak Baba Rafi yang ada di dekat masjid pun saya samperin.

Agus Komarudin, sang penunggu outlet yg ramah. (dok pribadi)
Agus Komarudin, sang penunggu outlet yg ramah. (dok pribadi)

“Kebab, Mas?” Tanya sang penunggu outlet. Saya lihat, tangannya sedang meramu beberapa sayuran ke atas 2 piring.

“Ya,” jawab saya singkat.

“Maaf, masih antre dulu ya, Mas?” Jawabnya ramah. Saya pun mengangguk. Sementara Agus Komarudin, demikian nama sang penunggu outlet itu meneruskan pekerjaannya. Cukup cekatan saat dia melayani para pembeli. Tak lebih dari 10 menit, 3 bungkus kebab sudah disodorkan kepada pelanggannya.

Melihat proses perajikan Kebab Sapi favorit saya. (dok pribadi)
Melihat proses perajikan Kebab Sapi favorit saya. (dok pribadi)

Baru kemudian pesanan Kebab Sapi saya dieksekusi. Di sela-sela tangan terampilnya bermain, saya pun tanya sana-sini. Mulai dari kapan bekerja, suka duka, hingga penghasilan yang diperoleh. Entahlah, testimoni dari Mbak Nilam Sari kemarin masih begitu lekat. Sekuat itukah, tekad bekerja para pekerja yang menjadi ujung tombaknya?

Dengan bangga Mas Agus ini bercerita tentang 7 bulan selama dia bekerja. Menurutnya bekerja di outlet Kebab Turki Baba Rafi ini cukup menjanjikan. Meski harus pandai-pandai untuk mengamati perilaku konsumen. Termasuk kapan waktu konsumen membeli. Atau jenis menu mana yang menjadi favorit mereka. Eh, ternyata favorit konsumen di outlet Pasar Brangkal itu sama dengan favorit saya lho. Kebab Sapi atau bahasa kerennya Beef Kebab. Dan…ta ta…2 bungkus Kebab Sapi pun mendarat dengan aman di tangan.

.

Kepo #2: Penasaran

Rasa penasaran berkecamuk di dada. Ingin tahu lebih jauh, bagaimana perusahaan ini mampu bangun dengan cepat saat sempat ‘jatuh’ di tahun 2009 yang lalu. Berbekal nomor kontak serta alamat yang ada di outlet Mas Agus, saya pun menuju Depo Baba Rafi Mojokerto. Untunglah, jaraknya tak begitu jauh dari rumah.

Depo Baba Rafi Mojokerto yg terletak di Surodinawan. (dok pribadi)
Depo Baba Rafi Mojokerto yg terletak di Surodinawan. (dok pribadi)

Setelah sempat membuat janji untuk ketemu, meluncurlah saya ke depo. Letaknya cuma 4 km dari rumah saya lho. Tempatnya sangat strategis. Selain untuk depo atau cabang Kebab Turki Baba Rafi, ada outlet juga di depannya. Sehingga dengan mudah para konsumen melihat kesibukan yang ada di outlet tersebut.

Nah, depo ini adalah cabang Baba Rafi Surabaya. Dimana cabang Surabaya membawahi Depo Sidoarjo, Mojokerto, dan Bali. Sementara ada juga bertebaran oulet yang dikelola secara franchisee. Menurut Mas Firdaus, franchise murah ini sangat diminati oleh para usahawan. Sehingga jumlahnya saat ini sudah ribuan yang tersebar di seluruh kota di Indonesia. Depo Mojokerto ini membawahi 10 outlet yang dikomandani oleh Mas Firdaus.

Setelah saya izin mencuri waktu, beliau bersedia untuk berbagi kisah. Bagaimana mengawali dengan berjibaku untuk ‘menaklukkan’ pasar Mojokerto. Sebab dengan target yang angkanya 0-nya sudah 8 digit, rasanya tak mungkin bisa berleha-leha. Ngerihh….

Firdaus, sang dirijen konser Kebab Turki Baba Rafi di Mojokerto. (dok pribadi)
Firdaus, sang dirijen konser Kebab Turki Baba Rafi di Mojokerto. (dok pribadi)

“Kalau tak mau kerja keras, dijamin 2 bulan saja sudah rontok, Mas,” sambil tatapan menerawang jauh ke depan.

“Trus, sekarang kelihatan mau rontok atau melejit, Mas,” tanya saya serius.

Lalu, mimiknya pun berubah menjadi begitu bergairah. “Alhamdulillah, harusnya bulan ini sudah bisa menambah outlet.”

“Hah? Menambah outlet.” Saya pun bertambah kepo. Habis bercerita tentang susahnya menembus pasar, tiba-tiba muncul pertanyaan itu.

“Meski cukup berat tantangannnya, kami akhirnya bisa membaca pasar juga.” Kemudian dengan runtut beliau merunut tips-tips yang pernah ‘dibisikkan’ oleh sang owner, Mas Hendy dan Mbak Nilam. Alumni sebuah PTN di Malang asli Mojokerto ini pun membaca peluang itu dengan optimis. Meski di kota tersebut telah bermunculan outlet-outlet dengan menu sejenis.

Adah 4 pesan yang cukup menggelitik saya dari Mas Firdaus ini. Resep untuk meraih target dan prestasi meski belum genap 8 bulan ini adalah: kerja keras, kerja cerdas, pantang menyerah, dan berdoa. Saya pun membayangkan. Di ujung tombaknya saja seperti ini. Bagaimana dengan sang ownernya sendiri? Dimana saat ini telah menjadi salah satu pasangan young enterprenur sukses di Indonesia

.

Kepo #3: Inspiratif

Nilam Sari, sosok dibalik sukses Kebab Turki Baba Rafi. (dok pribadi)
Nilam Sari, sosok dibalik sukses Kebab Turki Baba Rafi. (dok pribadi)

Nah, rasanya tak adil jika ngomong inspirasi tapi tak bisa membumi. Hendy Setiono dan Nilam Sari telah membuktikannya. Arek Suroboyo yang nikah di usia muda ini telah bicara banyak dan banyak kerja. Merekrut ratusan bahkan ribuan tenaga muda untuk bekerja bersama. Pernah melejit. Pernah jatuh. Lalu segera bangkit dari kejatuhan tersebut. Menjadikan bisnis gerobakan menjadi bisnis local goes international.

Perjalanan bisnis yang terinspirasi usaha warung sahabatnya yang DO kuliaah. Usaha warung yang kelihatannya begitu-begitu saja ternyata mampu memberikan hasil materi yang luar biasa. Menikah muda di usia muda, 19 tahun, sudah memiliki momongan sementara kuliah juga harus jalan membuat mereka harus berpikir keras. Bukan karena orang tua tak mampu membiayai. Sama sekali bukan. Hal itu seperti diungkapkan oleh Mbak Nilam, saat hari pertama Pameran Pembangunan Indonesia (PPI) 2015 di Surabaya.

Nilam Sari dengan penuh semangat berbagi inspirasi. (dok pribadi)
Nilam Sari dengan penuh semangat berbagi inspirasi. (dok pribadi)

Keinginan untuk mandiri dalam menghidupi keluarga itulah yang akhirnya membuat usaha gerobakan. Singkat cerita, sebab ludes dengan uasaha 3 gerobaknya. Akhirnya mencoba untuk menuangkan ide kreatif dengan menjual menu yang belum banyak dijumpai di Indonesia. Kebab ala Turki menjadi pilihannya. Tentu saja, kebab yang harus dikreasikan dengan cita rasa Indonesia. Kebab yang lidah orang Indonesia dapat mencernanya.

Tahun 2003 menjadi catatan manis untuk mengawali usaha tersebut. Berkat kerja keras, kreativitas dan dukungan orang tua yang luar biasa, usaha ini mulai menunjukkan buah manisnya. Tak perlu waktu lama untuk mengenalkan kebab ini kepada khalayak. Kebab yang diberi nama dari sang putra, Rafi Darmawan, saat tak memanggil papanya dengan ‘baba’. Maka jadilah merek Kebab Turki Baba Rafi yang menjadi salah satu merek franchise Indonesia yang mendunia.

Tak butuh waktu lama. Setelah 2 tahun sukses menjalankan usahanya di Surabaya, mulailah menawarkan kerjasama waralaba. Tak pelak, para pemodal pun berbondong-bondong menawarkan modalnya. Ini menjadi dukungan, sekaligus menjadi pukulan ketika Indonesia sempat mengalami ‘down’ di tahun 2009. Ketika usaha sudah ‘menggurita’ namun modal menjadi stagnan. Hal tersebut disebabkan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan sekunder yang juga menurun.

Berbagi pengalaman dan inspirasi di hadapan blogger dan Kompasianer. (dok pribadi)
Berbagi pengalaman dan inspirasi di hadapan blogger dan Kompasianer. (dok pribadi)

Imbasnya adalah usaha Baba Rafi hampir kolaps. Namun dengan segenap pengalaman yang dimiliki, tak sampai setahun usahanya pun berangsur-angsur kembali normal. Pengalaman itulah yang semakin melecut kerja keras dari seluruh manajemen untuk memberikan kepercayaan kepada pasar. Sehingga berbagai penghargaan atas prestasi pun mengalir kepada owner Kebab Turki Baba Rafi.

Keinginan untuk menjadikan sebagai franchise internasional pun kini sudah mulai nampak hasilnya. Malaysia, Brunei, Filipina, Cina, Srilanka dan Belanda sudah mulai ditapaki. Tak luput, usaha onlenpun sudah dirambahnya. babarafionline.com kini menjadi tempat belanja asyik bagi konsumen langsung. Bagi agen pun tak perlu sungkan untuk menghubunginya. Sebab investasi murah sudah menjadi salah satu solusi yang ingin bermitra tapi tak bermodal besar.

Sementara bagi yang memiliki modal 70 juta, ada baiknya langsung saja mengambil paket franchise syariah. Atau bisa mengambil paket konvensional dengan investasi terjangkau mulai dari 70 juta hingga 90 juta rupiah. Ini semua untuk memudahkan bagi mereka yang tak memiliki modal berlebih untuk tetap bisa mengembangkan usahanya. Bermitra dengan Baba Rafi akan selalu diberikan dukungan manajerial. Saat ini bagi para peminat usaha waralaba bisa menghubungi:

Jakarta Office:

  • Graha Baba Rafi, Jl. RS. Fatmawati No. 33 Pondok Labu – Jakarta Selatan
  • Telp: (021) 7660487 (hunting) Hotline: 0812 1052 2358 Fax: (021)7503071
  • Email: info@babarafi.com

Surabaya Office:

  • Ruko Manyar garden Regency Kav. 29-30
  • Jl. Nginden Semolo 109 Surabaya
  • Telp. (031)5999975 (hunting) Hotline: 0852 3362 1244 Fax. (031)5992405
  • Email: kebabturki.babarafi@gmail.com

.

Kepo #4: Berbagi

Salah satu wadah untuk menggodog calon enterpreneur. (dok pribadi)
Salah satu wadah untuk menggodog calon enterpreneur. (dok pribadi)

Kebutuhan akan tenaga kerja terampil mendorong Hendy Setiono untuk mampu mendidik dan membina tenaga kerja terampil. Hendy Setiono saat ini menjadi Presiden Direktur PT. Baba Rafi Indonesia. Jabatan dari usaha lainnya pun menyertai diantaranya: PT. Piramida Zahira, PT. Panen Raya Indonesia (Ayam Bakar Mas Mono), dan yang terakhir Baba Rafi Malaysia, Sdn. Bhd. Tentu saja dengan berbagai macam unit usaha dan ribuan outlet ini memerlukan tenaga kerja.

Beliau menyediakan pendidikan keterampilan gratis bagi lulusan SMP dan SMA. Selain itu, diberikan sekaligus jaminan kerja setelah lulus dari pendidikan yang diadakan. Saat ini, bekerja dengan LPK Magistra Utama sudah dirintis di beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ke depannya, beliau berharap bahwa akan mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Disamping ada cita-cita untuk membuka satu outlet setiap harinya. Wouwww…

.

Sekelumit rangkaian cerita kepo dari saya. Semoga bisa memberikan inspirasi bagi kita. Bahwa tak ada usaha sukses yang tidak diawali dengan kerja keras. Tak ada usaha yang sukses, yang tak diselingi dengan proses jatuh bangun. Sekecil apapun usaha yang kita jalani tetapkan tekad untuk menekuninya.

16 respons untuk ‘Cerita Kepo Kebab Turki Baba Rafi yang Mendunia

Tinggalkan komentar