Peluncuran Buku “Bintang Untuk Emak” yang Meriah


Buku "Bintang Untuk Emak" Karya Pakde Cholik. (dok pribadi)
Buku “Bintang Untuk Emak” Karya Pakde Cholik. (dok pribadi)

Ahad (23/8), pagi itu hawa saya rasakan cukup membuat gerah. Meski saat memasuki Kota Jombang, waktu baru menunjukkan pukul 09.20 Wib. Memacu motor dengan kecepatan lumayan, saya arahkan ke barat laut Kota Jombang. Desa Sumberagung, Kec. Megaluh, kurang lebih 7 km. dari Kota Jombang. Demikian tempat yang saya tuju.

Alhamdulillah, tak sampai 1/4 jam kemudian, sampailah saya ke sebuah rumah tujuan. Yaps, pagi ini akan dilangsungkan rangkaian acara peluncuran Buku “Bintang Untuk Emak” karya sohibul hajat, Pakde Cholik. Blogger senior dengan berlaksa pengalaman dan buku terbit yang sudah berjibun. Sang Purnawirawan Jenderal yang memutuskan untuk menulis dibandingkan berkarir di bidang lain setelah memasuki masa pensiun.

Terinspirasi oleh sebuah hadis (Bintang Untuk Emak, hlm.317):

“Apabila manusia mati, maka akan terputus amalnya, kecuali dalam tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat (ilmu yang ditinggalkan), dan anak saleh yang mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia.” (HR. Muslim)

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan atas pengalaman dan ilmu yang dimiliki, beliau begitu bersemangat untuk menulis. Media blog dan buku menjadi ‘santapan’ harian untuk menebar kebaikan. Maka tak pelak, meski baru beberapa tahun ngeblog, nama beliau sudah cukup diperhitungkan di blogsphere. Seorang purnawirawan jenderal yang begitu aktif di dunia kepenulisan. Sebuah fenomena yang sungguh amat jarang ditemukan di negeri ini.

Oleh karena itu, tak bosan-bosannya beliau untuk menyemangati para blogger muda agar lebih giat berkarya. Hal tersebut juga yang membuat saya ‘iri’, sehingga mencoba untuk dapat belajar banyak kepada beliau. Meski sudah beberapa kali bersua, namun tak bosan-bosan untuk selalu bertanya. Berbagi pengalaman.

Bakso yg cihuy dan es cao yang ahay swedwap... (dok pribadi)
Bakso yg cihuy dan es cao yang ahay swedwap… (dok pribadi)

Nah, berhubung undangan berbunyi “Bakso Party dan Peluncuran Buku “Bintang Untuk Emak”, maka bakso menjadi menu pembuka bagi para tetamu. Termasuk saya yang baru datang. Dimana di ruang joglo rumah Pakde Cholik sudah datang lebih dulu Mas Muhaimin Azzaet, Mbak Binta sekalian, Mbak Dwi sekalian, Mbak Avi, Mbak Aya, Mbak Sari dan yang lain. Maka es cao favorit saya langsung saya nikmati. Apalagi Pakde yang langsung ‘ngomando’ untuk segera menikmati sajian pembuka yang telah disiapkan.

Sambutan sohibul hajat, Pakde Cholik. (dok pribadi)
Sambutan sohibul hajat, Pakde Cholik. (dok pribadi)

Sesaat kemudian, rombongan dari Surabaya, Kang Yayat, Mas Renaldi dan Mbak Yuni, serta Mbak Niar hadir. Menyusul teman-teman blogger lain dari Jombang. Terlihat Mas Alid yang begitu familiar dengan blog travelnya. Setelah menunggu beberapa saat, tepat pukul 10.45 acara pun dimulai. Seperti biasanya, dengan gaya yang khas Pakde Cholik menyampaikan tujuan acara pada siang itu. Dimana pada intinya, kebanggan beliau terhadap orang tua terutama sang emak. Dimana dengan perjuangan sang emak, sanggup mengantarkan beliau hingga mampu meraih bintang yang sebenarnya di karir militernya.

Ini tentu sebuah perjuangan yang tak muda bagi Abdul Cholik muda untuk mewujudkan cita-citanya. Dukungan penuh orang tua lah yang mampu memberikan semangat lebih untuk melalui segala aral melintang. Maka tak heran, dalam setiap tulisan beliau baik di blog atau buku, sosok emak pasti hadir diantaranya.

Tausyiah oleh Ust Muhaimin Azzet, blogger dan editor keren dr Jogja. (dok pribadi)
Tausyiah oleh Ust Muhaimin Azzet, blogger dan editor keren dr Jogja. (dok pribadi)

Kisah cinta anak kepada orang tua terutama sang ibu dikupas dengan hikmat oleh Ust. Muhaimin Azzet. Dimana beliau secara khusus datang dari Jogja untuk ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan Pakde Cholik. Kisah Uwais Al Qarni yang begitu fenomenal disampaikan dengan begitu indah. Hingga tak terasa, air mata pun meleleh saat membayangkan cinta beliau kepada ibunya. Hingga Rasulullah pun menggelari beliau sebagai tabi’in utama. Sahabat Rasulullah, namun belum pernah sama sekali bertemu Rasulullah.

Namun demikian, tak menghalangi Rasulullah untuk mengenal beliau lewat kebaikannya. Yaitu sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Muslin nomor 2542:

“Sesungguhnya tabi’in yang paling utama adalah yang bernama Uwais. Ia memiliki ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada bekas putih). Perintahkanlah kepadanya untuk meminta ampun untuk kalian.”

Perintah Rasulullah tersebut ditujukan kepada Umar dan sahabat lainnya. Meski Uwais ibn ‘Amir, yang biasa disebut Uwais Al Qarni (karena berasal dari daerah Qarn) tidak terkenal, bahkan hidupnya pas-pasan. Tak menghalangi Rasulullah untuk melihat kecintaannya kepada beliau dan orang tuanya. Kemuliaan Uwais yang tak diketahui oleh banyak orang hingga berpulang. Ketika prosesi perawatan jenazah hingga pemakaman, para sahabat mulia dan Umar lah yang melakukannya.

Sebuah kisah yang dapat kita ambil hikmahnya. Bahwa harta, pangkat, dan kedudukan tak selalu ekuivalen dengan nilai ketakwaan. Dimana salah satu tanda ketakwaan adalah rasa hormat dan mengasihi orang tua. Sebagai salah satu bentuk ibadah (qurabat) yang utama.

Buku-buku Pakde Cholik di Tahun 2013. (dok pribadi)
Buku-buku Pakde Cholik di Tahun 2013. (dok pribadi)
Buku 'keroyokan' bersama penulis dan blogger lainnya. (dok pribadi)
Buku ‘keroyokan’ bersama penulis dan blogger lainnya. (dok pribadi)
Buku karya program Satu Bulan Satu Buku Tahun 2015. (dok pribadi)
Buku karya program Satu Bulan Satu Buku Tahun 2015. (dok pribadi)

Setelah doa penutup yang dibimbing oleh Ust. Muhaimin, acara ramah tamah pun berlangsung gayeng. Sambil sesekali tak lupa saya tampilkan, karya-karya buku Pakde Cholik yang sudah menumpuk itu. Karya solo maupun antologi, covernya ikut dipajang. Hasil perjuangan panjang dan tak kenal lelah Pakde Cholik dalam menyusuri hari. Ini yang seharusnya mampu mendorong serta melecut generasi di bawahnya untuk tidak kenal lelah melahirkan karya. Terutama buku tentunya.

Ultah ke-"23" Pakde Cholik ditandai dg tiup lilin. (dok pribadi)
Ultah ke-“23” Pakde Cholik ditandai dg tiup lilin. (dok pribadi)

Nah, surprise untuk Pakde Cholik dibawa oleh Mbak Niar Ningrum. Kue tart dengan hiasan lilin yang dibentuk angka 23. Yeah, Pakde Cholik berulang tahun yang ke-“23” hari itu. Selamat Pakde. Tetap semangat dan tetap awet muda ya. Hi…hi…hi…

Kamipun ikut bahagia. Semoga penuh barokah Pakde Cholik. (dok pribadi)
Kamipun ikut bahagia. Semoga penuh barokah Pakde Cholik. (dok pribadi)

Kehadiran para blogger dan penulis keren dari Jombang, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Jogja membuat acara begitu meriah. Semua terlihat sumringah. Sebab Pakde Cholik pun tak lupa menghadiahkan “Bintang Untuk Emak” kepada semua yang hadir. Apalagi sajian penghantar kenyang yang bejibun. Membuat para hadirin begitu menikmati suasana. Bahkan membuat enggan untuk segera beranjak pulang.

Tapi kala ada perjumpaan, maka perpisahan pun menjadi hal yang biasa. Begitupun kami, sekitar pukul 12.40 Wib. Kami, saya dan Mas Muhaimin pun berpamitan. Untuk melanjutkan silaturrahim dan kangen-kangenan di rumah orang tua Mas Muhaimin di Sumberwinong, Banjardowo, Kec. Jombang. Sambil tak lupa doa saya panjatkan: Semoga Pakde Cholik dan Bude, Emak, anak dan cucu semuanya selalu diberikan keberkahan hidup. Serta selalu memberikan manfaat kepada yang lain.

10 respons untuk ‘Peluncuran Buku “Bintang Untuk Emak” yang Meriah

    1. InsyaAllah. Apalagi pingin rasakan bermalam di musalanya Charlie. 🙂
      Alhamdulillah, saya sudah tahu tempat kikil tersebut.
      Setelah kita pisahan di masjid jami’ kemarin. Sok kepo soalnya. 😀

  1. Rasanya baru kali itu di Jombang saya bisa kumpul dan ketemu banyak blogger secara langsung,,, yah semua berkat Pakde 😀
    Saya pun merasa terpecut dan terinspirasi dengan beliau, walau sudah sepuh tapi produktif banget 😀

Tinggalkan komentar