Stephen Moody sebagaimana yang dirilis Techradar (07/05) menyatakan bahwa gadget yang terkoneksi dengan jaringan wifi yang tidak terenkripsi mudah terpapar oleh virus, peretasan hingga serangan pada software gadget. Seorang hacker bisa dengan mudah masuk jaringan wifi hotel. Selanjutnya akan meretas gadget-gadget yang tersambung dengan wifi tersebut. Padahal yang kita ketahui, hampir sebagian besar hotel berbintang memberi fasiltas free wifi kepada para pelanggannya.
Menurut Stephen yang merupakan direktur perusahaan solusi digital EMEA, jaringan wifi di hotel didesain sedemikian rupa untuk memudahkan para pengaksesnya. Oleh karenanya, jaringan wifi tersebut biasanya tak dilengkapi dengan pengamanan atau enkripsi tertentu yang rumit.
Tentu ini sebuah berita yang cukup mengejutkan bukan? Bermodal sebuah adapter wifi murahan yang seharga tak lebih dari 250 ribu rupiah. Ditambah software hacking gratis yang tersedia di internet, seseorang dengan mudah mendengar pembicaraan orang lain. Pun demikian yang terjadi kepada kita jika gunakan fasilitas wifi gratis tersebut. Nah, bayangkan jika pembicaraan kita berisi tentang deal-deal bisnis. Tentu ini menjadi bahaya besar jika kita ‘dikuntit’ oleh perusahaan kompetitor.
Sebagai ilustrasi sederhana. Munculnya video tutorial cara menduplikasi kunci elektronik (smart key) mobil atau motor. Hanya dengan perangkat dan komponen sederhana, seseorang dapat menduplikasi kunci elektrik mobil. Padahal komponennya seharga tak lebih dari 50 ribu rupiah. ‘Menangkap’ sinyal kode elektronik tertentu yang dibuat oleh pabrikan dengan alat duplikasi yang telah dibuat.
Demikian juga dengan prinsip kerja adapter wifi murah yang dipakai oleh para hacker. Memanfaatkan lubang-lubang keamanan karena menggunakan gelombang elektromagnetik, dengan mudah mereka meretas data yang kita miliki. Tanpa sadar, berbagai file penting kita di gadget atau di laptop sudah berpindah-tangan. Bahkan pembicaraan kita pun bisa disadap dan direkam. Paling tragis adalah dirusaknya software aplikasi atau data yang kita miliki.
Nah, setelah Anda tahu peparan di atas, masih berminatkah untuk memanfaat fasilitas internet gratis di hotel?
matahatiku 
Masih sering, dan sebenarnya ngga seseram itu kok, misal kalau kita lagi buka email, misal google mail, protokolnya sudah pakai HTTPS yang sudah terenkripsi.
namanya maling, Mas. Pasti lebih banyak akal dibandingkan yang mau dimalingi kan? Prinsipnya sih, lebih baik waspada sebelum kecolongan. 🙂
Lah kok jadi ngeri. Padahal saya suka memanfaatkan jaringan wifi hotel. Lain kali mesti cek n ricek lagi, seberapa penting ikut nyantel si wifi gratis itu. Kalau cuma buat buka sosmed mending jangan ya…
Kalo gadget atau lepinya tidak ada data-data vital sih, santai-santai saja Mbak Evi. Tapi kalau ada data perusahaan, sebaiknya jangan deh. 🙂
Waduh, musti ati-ati nih mas….
Kalo di laptop, saya pastikan pakai modem.
Tapi di hp, terkadang masih suka pakai free wifi.
Lebih hati-hati mulai saat ini, Mas. 🙂
Okay…