Foto Model, Haram atau Halal?


'Aqil pose di pinggir tambak.
‘Aqil pose di pinggir tambak.

Weittsss…

Jangan sensi dulu ya. Judul di atas berangkat dari hasil ‘nguping’ pembicaraan keponakan dan putra saya. Kebetulan kisah tersebut terjadi kemarin saat berlangsungnya pertemuan keluarga besar saya. Yang memang rutin diadakan tiap hari ke-2 atau ke-3 Idul Fitri. Dulu biasa dilakukan di rumah ibu. Demikian kami menyebut rumah terakhir milik bapak.

Singkat cerita, saat beberapa keponakan bersua, terjadilah pembiciraan yang ‘gayeng’. Hingga pada satu pertanyaan tentang pekerjaan masing-masing keponakan (yang sudah dewasa). Sebut saja Pol, putra kakak ke-2 saya yang berprofesi sebagai polisi. Kemudian Fot, putri kakak ke-3 saya yang berprofesi sebagai foto model. Kemudian Ten, putri kakak ke-3 saya juga yang suaminya adalah tentara Kopassus. Selanjutnya adalah Ust, putra saya yang sudah hafiz saat berusia 13 tahun. Kebetulan putra saya ini memiliki sifat pendiam dan pemalu. Sekaligus yang paling muda diantara kakak-kakak sepupunya.

Nah, dialog yang muncul seperti di bawah ini.

  • Pol: Dik, kamu tahu tidak. Pekerjaan tentara itu haram atau halal? (Pandangannya menatap ke arah Ust.)
  • Ust: Ya halal. (Jawab lugas Ust.)
  • Fot: Lha kalau polisinya suka malak pengguna jalan atau ngutil barang bukti gimana?
  • Ust: Ya gak boleh itu, Mbak.
  • Fot: Berarti kan haram?
  • Ust: Apanya yang haram?
  • Ten: Ya pekerjaannya.
  • Ust: Ya tidak begitu. Yang malak sama ngutil itu yang haram. Kalau polisinya kan halal.
  • Ten: Trus kalau tentara, haram atau halal?
  • Ust: Gimana sih, Mbak? Ya tentu halal. Masak jadi tentara haram.
  • Fot: Lha kalau tentaranya nakal?
  • Ust: Ya dipenjara saja. Biar kapok.
  • Pol: Trus kalau jadi foto model, haram atau halal?
  • Ust: Foto model itu apa sih, Mas? (Tanya Ust dengan lugunya kepada Pol. Lalu dengan gerakan lucu, Pol memperagakan adegan foto model saat beraksi. Termasuk gaya-gaya seksinya.)
  • Ust: Mmmmm… (Mencoba berpikir keras.)
  • Fot: Kenapa, Dik? (Tanya Fot penasaran.)
  • Ust: Maaf, saya lupa. (Lalu, Ust segera beranjak ke halaman depan. Sambil membawa bola yang sejak tadi sudah ditimang-timang.)

Kemudian pecahlah tawa seluruh keponakan yang ikut menyimak pembicaraan tadi. Semantara Fot, masih saja terbengong-bengong dan tersenyum kecut.

Saya yang duduk tak jauh dari mereka pun hanya tersenyum. Sambil dalam hati berkata, “Alhamdulillah, nak. Ternyata di usiamu yang masih belia dan masih kekanak-kanakan, kamu bisa berlaku bijak.”

Terima kasih ya Allah. Semoga anak-anak kami mampu menjadi perekat tali persaudaraan diantara keluarga kami.

—Jombang, 04 Syawal 1436H.—

2 respons untuk ‘Foto Model, Haram atau Halal?

Tinggalkan komentar