Anda Di-SP-1 Pak Jokowi


SP-1 untuk Jokowi, Presiden RI. (dok. pribadi)
SP-1 untuk Jokowi, Presiden RI. (dok. pribadi)

Mirip-mirip karyawan yang nakal. Ir. H. Joko Widodo akhirnya diberi SP-1. Surat Peringatan Pertama (SP-1) tersebut dilayangkan oleh BEM seluruh Indonesia Wilayah Jawa Barat. Ya, sebagai karyawan republik ini, Jokowi rupanya membuat geregetan banyak kalangan. Pun ‘barisan’ yang selama ini mendukung untuk naik menjadi RI-1. Secara terang-terangan mereka ‘berbalik arah’. Ikut menghujat sikap Jokowi dalam menghadapi persolan bangsa.

Rupanya kecuekan sikap Jokowi seolah menjadi ‘bom waktu’. Ketakberdayaan menghadapi jajaran para petinggi negeri seolah menjadi bukti tak terbantahkan. Belum selesai tuntas kasus antara KPK-POLRI, kasus lain sudah menunggu. Ketaktegasan dalam menyikapi vonis hukuman mati ‘Bali Nine’ seolah menjadi kartu mati. Gertakan pemerintah Australia seolah menyiutkan nyalinya. Padahal sebagian besar rakyat sangat berharap bahwa para pengedar barang haram itu segera dieksekusi.

Masalah harga beras yang meroket pun seolah melempar tanggung-jawab pada ‘mekanisme pasar’. Disusul dengan kurs rupiah yang terus melemah. Sampai hari ini telah menembus angka Rp. 13.200,-. Belum lagi komentar Menko Perekonomian Sofyan Djalil yang membuat ngakak.

“Rupiah melemah, sebab dollar sedang menguat.”

Ah, bapak yang satu ini. Semut pun tahu, bapak. Ketakberdayaan untuk membaca ekonomi makro membuat blunder bagi iklim usaha menjadi tak menentu. Klop dengan komentar sang presiden, “Dollar naik, banyak juga yang senang kok.”

Persis kata pepatah Jawa : tumbu oleh tutup (klop. Ind.). Centang-perenang kebijakan dan komentar para menteri dan pejabat negara seolah menjadi hal yang biasa. Akibatnya, masyarakat pun dibuat tak habis pikir. Ini presiden dan wakil presiden maunya apa sih? Program kerja yang tak jelas. Banyaknya kebijakan yang malah makin menyengsarakan rakyat. Pencitraan yang tak kunjung surut. Padahal sudah saatnya bekerja untuk negeri. Bukan hanya melempar-lempar polemik yang tak jelas.

Maka saya pikir jika BEM Jabar tersebut memberi SP-1. Meski pada akhirnya SP-1 itu tak bakal ‘dilirik’ oleh RI-1, tapi itu bisa jadi bumerang. Ingatan kita tentu tak akan bisa lepas dari peristiwa Mei 1998. Pergerakan mahasiswa yang konsisten dan masif berhasil memaksa semua komponen bangsa untuk ‘tersadar’. Bahwa bangsa ini tidur terlalu lelap. Meski efek dari ‘reformasi’ itu ternyata kebablasan dan berlangsung sampai pemerintahan yang sekarang ini.

.

#SelamatMalam #SmangatPagi

[Artikel pertama Pekan Ke-11 #LBI2015 Tema Bebas.]

4 respons untuk ‘Anda Di-SP-1 Pak Jokowi

    1. Kemarin sudah ada penjelasan dari Mentan sih, Mbak. Tapi ya tdk mau mengaku terus terang untuk traktor yang di Ponorogo itu. Penjelasannya malah untuk Kab. Ngawi.

    1. Sampe buku catatannya tak cukup, Mbak. Terakhir dia nipu mentah-mentah petani di Ponorogo. Penyerahan secara simbolis 1016 traktor. Eee…nggak tahunya, traktor itu ditarik lagi oleh dealer saat acara usai. Para petani harus mengajukan lewat birokrasi yg berbelit untuk mendapatkan traktor tersebut. Ujung-ujungnya ternyata tidak gratis.

      Kebetulan saya dapat curhatan dari sesama pengurus gapoktan (gabungan kelompok tani). Ini juga lagi ramai di forum-forum onlen.

Tinggalkan Balasan ke nuzulul Batalkan balasan