Ada Apa dengan Dewa Bejo?


Nih, persiapan bagi yang mau water touring. Safety fist, pelampung. (dok. pribadi)
Nih, persiapan bagi yang mau water touring. Safety fist, pelampung. (dok. pribadi)

Dewa Bejo? Ada hubungan apa dengan dewa-dewa yang ada di kisah Mahabarata atau Baratayudha? Mendengar Dewa Bejo tentu akan membuat Anda kepo bukan? Pun demikian dengan saya saat pertama kali mendengarnya. Saya pikr, dia sebangsa dengan Dewa Wisnu, Dewa Shiva, atau dewa yang lain.

Ups, ternyata jauh… Sama sekali tak ada hubungannya. Sebab Dewa Bejo itu ternyata singkatan dari sebuah tempat wisata di Kabupaten Gunung Kidul. Desa Wisata Bejiharjo demikian kepanjangannya. Sebuah desa wisata yang terletak di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI. Yogyakarta (DIY). Praktis, secara geografis letak desa wisata ini lebih dekat ke arah Kota Wonosari, ibu kota Kab. Gunungkidul. Jika ditempuh dari Kota Yogyakarta kurang lebih 35 km., dengan melewati pegunungan yang cukup indah pemandangannya.

Dahulu Gunungkidul dikenal sebagai wilayah yang sulit air. Pun demikian juga kehidupan ekonomi yang memprihatinkan. Namun hal tersebut tidak berlaku lagi sekarang. Berkat pengembangan dan inovasi pemerintah daerah dalam hal peningkatan kegiatan sadar wisata, Gunungkidul saat ini dikenal sebagai ‘surga baru’ wisatawan. Puluhan desa wisata dan objek wisata yang baru dikembangkan dan dikenalkan ke publik.

Belum ke Gunungkidul, kalau belum ke Dewa Bejo. (dok. pribadi)
Belum ke Gunungkidul, kalau belum ke Dewa Bejo. (dok. pribadi)

Rintisan kelompok-kelompok sadar wisata sejak tahun 2007-an, kini telah menunjukkan hasilnya. Desa wisata Bejiharjo (Dewa Bejo) ini adalah salah satu desa sadar wisata terbaik di Provinsi DIY pada tahun 2012 yang lalu. Potensi wisata yang sudah mendunia adalah cave tubing Goa Pindul. Disamping wisata susur kali/sungai Oya yang tak kalah menarik. Pengembangan objek Dewa Bejo yang mulai dibuka sejak pertengahan tahun 2010 mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini tak lepas dari partisipasi semua pihak dalam memandang pentingnya pengembangan potensi wisata kreatif untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat. Meski dalam beberapa waktu sempat mengalami kendala akibat pengelolaan potensi wisata yang merupakan aset pribadi. Namun hal itu dapat diselesaikan secara musyawarah khas masyarakat Yogya.

Ornamen stalagmit dan stalagtit Goa Pindul yg mempesona. (dok. pribadi)
Ornamen stalagmit dan stalagtit Goa Pindul yg mempesona. (dok. pribadi)

Selain wisata alam yang menantang, potensi budaya berupa Wayang Beber. Dimana kesenian tradisional tersebut sudah menjadi salah satu cagar budaya nasional. Sebab keberadaannya yang dikhawatirkan makin punah. Seperti diketahui bahwa artefak purbakala saat ini hanya ada 2 di Indonesia. Sebuah tersimpan di Pacitan, sementara yang satunya lagi terdapat di Dusun Bleberan, Desa Bejiharjo.

Tak ketinggalan, bidang pendidikan pun sempat meraih prestasi nasional dengan Omah Sinau-nya. Disamping budidaya ikan perairan tawar yang mulai dilirik, kerajinan pembuatan blangkon menjadi salah satu andalan produk nasional. Wisatawan pun disila jika ingin praktik belajar membuat blangkon. Sementara untuk menunjang kenyamanan wisatawan, disediakan pula homestay dengan tarif yang sangat ekonomis. Cukup dengan 30 – 50 ribu per orang sudah dapat menginap untuk semalam. Cukup menarik bukan?

#SelamatMalam #SmangatPagi

[Artikel ke-tiga Pekan Ke-delapan #LBI2015 Tema Wajib.]

27 respons untuk ‘Ada Apa dengan Dewa Bejo?

Tinggalkan komentar